Senin, 28 Oktober 2013

Sampah II

Sampah merupakan sesuatu yang telah di buang dan mungkin sudah tidak bisa lagi untuk dimanfaatkan kembali. Sampah terbagi atas dua yaitu : 
1. Sampah Organik
2. Sampah An Organik








1. Sampah Organik
Sampah Organik

A. Pengertian Sampah Organik
Sampah Organik adalah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar.Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan kompos). Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia.
B. Jenis-Jenis Sampah Organik
Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan.
Sampah organik sendiri dibagi menjadi : 
• Sampah organik basah.
Istilah sampah organik basah dimaksudkan sampah mempunyai kandungan air yang cukup tinggi. Contohnya kulit buah dan sisa sayuran.
• Sampah organik kering.
Sementara bahan yang termasuk sampah organik kering adalah bahan organik lain yang kandungan airnya kecil. Contoh sampah organik kering di antaranya kertas, kayu atau ranting pohon, dan dedaunan kering.
C. Dampak Sampah Organik
 a. Dampak terhadap Kesehatan
Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:
• Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan  pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum.
• Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
• Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan.
• Sampah beracun
b. Dampak terhadap Lingkungan
Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis.
Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.
D. Prinsip Pengolahan Sampah Organik
Berikut adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan sampah.Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama 4R, yaitu:
• Mengurangi 
Sebisa mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
• Menggunakan kembali 
Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai, buang 
• Mendaur ulang 
Sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri tidak resmi dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
• Mengganti 
Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama.
E. Cara Mengolah Sampah Organik
Pengomposan sampah kota umumnya sama saja seperti pengomposan bahan baku lainnya. Hanya yang patut dipikirkan adalah jumlah bahan organik kering yang digunakan dalam pencampuran bahan baku proses pengomposan. Pengomposan secara sederhana bisa dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut. 
Pengomposan Menggunakan Drum Plastik
Pengomposan menggunakan drum plastik sangat cocok diterapkan untuk mengolah sampah rumah tangga.
Bahan Dan Peralatan Yang Digunakan
1. Ember atau drum plastik yang telah dimodifikasi (dibuat berlubang) dengan kapasitas minimum 100 kg.
2. Bioaktivator cair (metode aerob) atau bioaktivator padat (metode anaerob).
3. Bahan baku sampah organik (hindari daging, tulang, duri ikan, sisa makanan berlemak, susu, kotoran anjing, kucing, dan babi).
Cara Membuat
1. Cacah bahan baku hingga berukuran 2-5 cm.
2. Taburkan bioktivator OrgaDec 0,5% ke atas bahan baku, aduk hingga tercampur rata.
3. Siram dengan air hingga diperoleh kelembapan yang diinginkan (50-60%), langsung masukkan ke dalam drum plastik.
4. Inkubasi selama 1-2 minggu, tergantung dari bahan bakunya.
5. Pada hari ketiga atau hari kedelapan perlu dilakukan pengadukan atau pembalikkan secara manual agar aerasi di dalam drum berlangsung baik.
Proses Pembuatan Kompos Aktif Ekspres (24 jam)
Bahan
1. Jerami kering, daun-daun kering, sekam, serbuk gergaji, atau bahan organik apa saja yang dapat difermentasi (20 bagian).
2. Kompos yang sudah jadi (2 bagian).
3. Dedak 1 bagian.
4. Dectro disesuaikan dengan dosis (5 sendok makan).
5. Air disesuaikan dengan dosis (20 liter).
Cara Membuat
1. Cacah atu giling bahan baku kompos hingga agak halus, lalu campurkan dengan dedak dan kompos yang sudah jadi.
2. Larutkan Dectro ke dalam air.
3. Siramkan secara merata larutan Dectro ke dalam campuran bahan baku sampai kadar airnya mencapai 45-50%.
4. Tumpuk campuran bahan baku tersebut di atas ubin yang kering dengan ketinggian 30-35 cm, lalu tutup menggunakan karung goni.
5. Pertahankan temperatur 40-600 C.
6. Setelah 24 jam, kompos aktif ekspres selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik.

2. Sampah Anorganik
Sampah An Organik
A. Pengertian Sampah Anorganik
Sampah anorganik yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit terurai secara biologis sehingga penghancurannya membutuhkan waktu yang sangat lama. Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik, dan kaleng.

B. Jenis-Jenis Sampah Anorganik
Contoh sampah dari sampah anorganik adalah: potongan-potongan / pelat-pelat dari logam, berbagai jenis batu-batuan, pecahan-pecahan gelas, tulang-belulang, kaleng bekas, botol bekas, bahkan kertas, dan lain-lain.
Sampah jenis ini, melihat fisiknya keras maka baik untuk peninggian tanah rendah atau dapat pula untuk memperluas jalan setapak. Tetapi bila rajin mengusahakannya sampah dari logam dapat kembali dilebur untuk dijadikan barang yang berguna, batu-batuan untuk mengurug tanah yang rendah atau memperkeras jalan setapak, pecahan gelas dapat dilebur kembali dan dijadikan barang-barang berguna, dan tulang-belulang bila dihaluskan (dan diproses) dapat unutk pupuk dan lain-lain.
C. Dampak Sampah Anorganik
a. Gangguan Kesehatan
b. Menurunnya kualitas lingkungan
c. Menurunnya estetika lingkungan
d. Terhambatnya pembangunan negara
Dengan menurunnya kualitas dan estetika lingkungan, mengakibatkan pengunjung atau wisatawan enggan untuk mengunjungi daerah wisata tersebut karena merasa tidak nyaman, dan daerah wisata tersebut menjadi tidak menarik untuk dikunjungi. Akibatnya jumlah kunjungan wisatawan menurun, yang berarti devisa negara juga menurun.
D. Cara mengolah sampah anorganik 
Sampah anorganik tidak dapat terdegradasi secara alami. Dengan kreativitas, sampah ini bisa didaur ulang untuk beragam kebutuhan. Ada beberapa sampah yang bisa dimanfaatkan:
 • Sampah kertas
Sampah kertas bisa dikumpulkan menjadi satu bagian yang dipisahkan dari sampah lainnya. Entah selanjutnya dibuang ke tempat sampah atau dijual ke tukang loak, minimal kita sudah memudahkan langkah para pengelola sampah untuk melakukan pengolahan tingkat lanjut. Kumpulan sampah kertas bisa dibuat berbagai macam jenis kerajinan tangan, seperti topeng, patung, dan kertas daur ulang. Nilai jual sampah kertas daur ulang jauh lebih tinggi dari sekadar sampah kertas biasa. Kertas daur ulang bisa dijual ke pengrajin sebagai bahan pembuat kerajinan tangan, atau Anda sendiri yang membuat karya seni yang menghasilkan.
 • Sampah kaleng
Perlakuan kaleng bekas tergantung jenis kegunaan wadahnya. Kaleng bekas wadah makanan memiliki tutup yang cenderung tajam, sebaiknya bagian itu dimasukkan ke arah dalam, lalu digepengkan untuk menghemat ruang di tempat sampah. Kaleng cat harus dibersihkan dari sisa-sisa catnya dengan kertas koran dan biarkan kering, kemudian digepengkan. Kertas kaleng minyak goreng juga begitu. Kaleng yang mengandung aerosol, seperti parfum dan cat semprot harus ditangani hati-hati, jangan ditusuk atau digepengkan. Untuk kaleng drum bisa dimanfaatkan sebagai tempat sampah atau pot.

 • Sampah botol

Botol beling memiliki nilai tinggi, apalagi masih utuh. Jika sudah tidak utuh akan didaur ulang lagi bersama dengan berbagai jenis kaca lainnya untuk dicetak menjadi botol baru. Harga sampah botol bekas minuman lebih rendah karena bentuknya khusus sehingga pembelinya terbatas perusahaan minuman itu. Botol kecap lebih mahal karena banyak produk yang bisa dikemas dengan botol itu. Usaha botol bekas juga memberi peluang kerja bagi ibu-ibu sebagai pencuci botol.

 • Sampah plastik
Saat ini sudah banyak kerajinan yang dibuat dengan bahan dasar sampah plastik seperti tas, dompet, cover meja, dan tempat tisu.

 • Sampah B3 (limbah berbahaya dan beracun)
Limbah B3 ternyata bisa menghasilkan uang. Cairan cuci cetak film (fixer), bisa menghasilkan perak murni. Memang diperlukan pengetahuan proses kimia yang memadai karena melibatkan bahan-bahan kimia yang berbahaya dan beracun.

 • Sampah kain
Sampah kain bisa digunakan untuk cuci motor atau sebagai bahan baku kerajinan. Pakaian yang sudah tidak terpakai, tapi masih layak pakai bisa disumbangkan kepada yang membutuhkan, atau dijual dengan harga miring. Sisa kain atau kain perca juga dimanfaatkan untuk banyak aplikasi bisa selimut, tutup dispenser, magic jar, dan lainnya.

Sabtu, 19 Oktober 2013

Sampah

  • Pengertian Sampah
Limbah padat merupakan salah satu limbah yang paling banyak terdapat dialam. Limbah padat sering disebut juga dengan sampah. Taraf masyarakat dan kondisi alam memengaruhi bentuk, jenis, dan komposisi sampah. Sedangkan kepadatan penduduk memengaruhi besar sedikitnya jumlah sampah. Pada umumnya, semakin padat jumlah penduduk disuatu daerah, maka produksi limbah padat yang dihasilkan juga semakin besar. Sampah mempunyai sifat sifat yang dapat merusak lingkungan. Sifat sampah tersebut, yaitu:
1. Dapat merusak untuk sementara, namun setelah bereaksi dengan zat lain di lingkungan akan ternetralisir
2. Dapat merusak dalam jangka waktu yang cukup lama akibat terakumulasi
  • Pengelompokan Sampah
 Berdasarkan susunan kimia dan sifatnya, sampah padat dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sampah organik, sampah an organik, dan sampah berbahaya

1. Sampah Organik

Sampah organik berasal dari bahan organik serta dapat diuraikan oleh mikro organisme. Sampah organik merupakan sampah yang mudah hancur atau lapuk dan bukan berbentuk cairan atau gas. Sampah organik disebut juga dengan sampah basah. Sampah organik terdiri atas tiga bagian.
a. Sampah organik segar, contohnya: sampah dapur, sampah warung makan, sampah pasar, dan lain lain.
b. Sampah organik olah, contohnya: kertas atau kardus.
c. Sampah organik pilihan untuk didaur ulang, contohnya: untuk pembuatan kompos digunakan sampah organik yang segar dan lunak seperti sisa sayuran, rempah rempah, sisa buah, dan lain lain

2. Sampah An Organik

Sampah an organik berasal dari bahan an organik serta tidak dapat diuraikan langsung oleh mikro organisme. Sampah an organik merupakan sampah yang tidak mudah hancur atau lapuk dan bukan merupakan merupakan cairan ataupun gas. Sampah an organik dapat dibedakan menjadi dua bagian.
a. Sampah lapuk yang dapat didaur ulang kembali dalam keadaan bersih dan tidak rusak sehingga memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Contohnya: besi, logam, kaleng, plastik, dan karet.
b. Bukan sampah lapuk, tetapi barang yang memang rusak dan tidak dapat diperjualbelikan sehingga tidak memiliki nilai ekonominya.

3. Sampah Berbahaya

Sampah berbahaya merupakan bahan buangan yang mengandung bahan yang beracun, baik secara langsung dan tidak langsung dapat mencemari dan membhayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia, serta makhluk yang lainnya.
Secara umum, pengelompokan sampah menurut istilah teknis ada enam kelompok.
a. Sampah organik mudah busuk (garbage), yaitu limbah padat semi basah, berupa bahan bahan organik yang mudah membusuk atau terurai oleh mikro organisme.
b. Sampah organik dan an organik tidak membusuk (rubbish), yaitu limbah padat organik dan an organik cukup kering yang sulit terurai oleh mikro organisme, sehingga sulit membusuk.
c. Sampah abu (ashes), yaitu limbah padat yang berupa abu, biasanya dari hasil pembakaran.
d. Sampah bangkai binatang (dead animal), yaitu semua limbah yang berupa bangkai binatang.
e. Sampah sapuan (street sweeping, yaitu limbah padat hasil dari sapuan jalanan yang terdiri dari berbagai macam sampah yang tersebar dijalanan.
f. Sampah Industri (industrial waste), yaitu limbah padat yang berasal dari buangan industri. Komposisi sampah ini tergantung dari jenis industrinya.
  • Dampak Sampah
Beikut ini dampak yang ditimbulkan oleh sampah antara lain:
1. Menurunkan estetika lingkungan.
2. Pencemaran udara oleh gas gas yang ditimbulkan oleh sampah seperti gas metana dan cabon dioksida dari pembakaran sehingga dapat menyebabkan sesak nafas.
3. Pencemaran tanah dari bahan berbahaya, beracun, dan bahan organik yang tercampur dalam sampah akan sulit untuk diuraikan oleh mikro organisme.
4. Pencemaran air dari bahan berbahaya dan beracun yang merembes masuk ke dalam air tanah dan air permukaan disekitarnya.
5. Kerumitan sistem pengelolaan sampah.
6. Membebani masyarakat dengan adanya iuran pengelolaan sampah.
7. Terganggunya kesehatan dan kenyamanan masyarakat.
8. Sampah bersifat tidak fleksibel sehingga apabila telah menumpuk disuatu tempat, maka akan tetap menumpuk sampai ada penanganan.
  • Pengelolahan Sampah
Pengolahan sampah bertujuan untuk mengendalikan pencemaran yang disebabkan oleh berbagai macam kegiatan manusia. Berikut ini merupakan beberapa metode pengelolahan sampah yang telah umum dilakukan.

1. Penimbunan

Penimbunan sampah ada dua cara, yaitu metode penimbunan terbuka (open dumping) dan metode sanitary landfill.
a. Metode penimbunan terbuka (open dumping)
Pada metode ini, sampah dikumpulkan dan ditimbun dalam lubang pada suatu lahan, biasanya dilokassi tempat pembuangan akhir (TPA). Penimbunan terbuka dapat menimbulkan dampak negatif karena gas hasil pembusukan sampah dapat menyebar ke lingkungan, cairan sampah yang merembes akan mencemari tanah serta air, selain itu hama dan penyakit dapat berkembang dengan baik dilahan penimbunan terbuka.

b. Metode sanitary landfill
Pada metode ini, sampah ditimbun dalam lubang yang dialasi lapisan tanah liat dan lembaran plastik untuk mencegah perembesan limbah ke tanah. Sampah yang ditimbun dipadatkan, kemudian ditutupi dengan lapisan tanah yang tipis setiap hari. Hal ini mencegah tersebarnya gas metana. Pada sanitary landfill yang lebih modern, dibuat sistem lapisan ganda (plastik-tanah liat-plastik-tanah liat) dan pipa pipa saluran untuk mengumpulkan cairan serta gas metana yang terbentuk dari prores pembusukan sampah. Kelemahan penanganan sampah dengan penimbunan ini adalah menghabiskan lahan.

2. Insinerasi

Insinerasi merupakan penanganan sampah dengan car membakar sampah pada temperatur di atas 800 derajat Celcius menggunakan alat insinerator. Insinerasi juga merupakan terknologi mengkonversi materi padat menjadi materi gas, serta materi padat yang sulit dibakar, yaitu abu dan debu. Limbah padat yang sesuai untuk insinerasi hanya beberapa saja, diantaranya adalah kestas, plastik, dan karet. Sedangkan limbah padat seperti kaca, sampah makanan, dan baterai kurang baik/kurang sesuai untuk proses insinerasi. Kelebihan penanganan sampah dengan insinerasi adalah volume sampah menjadi jauh lebih sedikit atau kecil, dan menghasilkan enerhi panas yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.

3. Produk Bersih dan Prinsip 4R

Produk bersih adalah salah satu pendekatan untuk merancang ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara cara pengurangan limbah, mengurangi polusi, dengan menciptakan produk produk dari limbah yang aman dalam kerangka siklus ekologis.
Prinsip 4R yang diterapkan sebagai berikut:
a. Reduce (mengurangi/menghemat), yaitu melakukan minimalisai barang atau material yang akan dipergunakan
contoh: menggunakan air seperlunya, menggunakan sepeda motor seperlunya, untuk menghemat BBM
b. Reuse (memakai kembali), yaitu melakukan pemilihan barang yang bisa dipakai kembali, menghindari pemakaian barang yang hanya dapat digunakan kembali.
contoh: menggunakan tas belanja dari karung goni, menggunakan botol minuman bekal sebagai botol minum
c. Replace (mengganti), mengganti barang barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama dan lebih ramah lingkungan.
contoh: mengganti penggunaan kantong plastik dengan tas belanja.
d. Recycle (mendaur ulang), yaitu mendaur ulang barang yang sudah tidak berguna menjadi produk baru.
contoh: limbah padat yang dapat didaur ulang adalah kertas, kaca, logam, plastik, dan karet.

4. Pembuatan Kompos

Penanganan limbah yang lain, yaitu dengan cara memanfaatkannya misalnya mengubah sampah menjadi kompos. Kompos merupakan pupuk yang dibuat dari sampah organik, seperti sayuran, daun daunan, jerami, dan kotoran hewan. Kompos dapat memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan dapat membantu penyerapan zat makanan yang diperlukan tumbuhan.
Proses pengomposan tergantung pada:
a. karakteristik bahan yang dikomposkan
b. aktivator pengomposan yang dipergunakan, dan
c. metode pengomposan yang dilakukan.

5. Pengelolahan Sampah secara Umum

Ada beberapa teknik pemrosesan dan pengelolahan sampai, meliputi:
a. pemilahan sampah,
b. pemadatan sampah,
c. pemotongan sampah,
d. pengomposan sampah,
e. pemrosesan sampah sebagai sumber biogas,
f. pembakaran dalam insinerator dengan pemanfaatan energi panas.