- Pengertian Sampah
1. Dapat merusak untuk sementara, namun setelah bereaksi dengan zat lain di lingkungan akan ternetralisir
2. Dapat merusak dalam jangka waktu yang cukup lama akibat terakumulasi
- Pengelompokan Sampah
1. Sampah Organik
Sampah organik berasal dari bahan organik serta dapat diuraikan oleh mikro organisme. Sampah organik merupakan sampah yang mudah hancur atau lapuk dan bukan berbentuk cairan atau gas. Sampah organik disebut juga dengan sampah basah. Sampah organik terdiri atas tiga bagian.
a. Sampah organik segar, contohnya: sampah dapur, sampah warung makan, sampah pasar, dan lain lain.
b. Sampah organik olah, contohnya: kertas atau kardus.
c. Sampah organik pilihan untuk didaur ulang, contohnya: untuk pembuatan kompos digunakan sampah organik yang segar dan lunak seperti sisa sayuran, rempah rempah, sisa buah, dan lain lain
2. Sampah An Organik
Sampah an organik berasal dari bahan an organik serta tidak dapat diuraikan langsung oleh mikro organisme. Sampah an organik merupakan sampah yang tidak mudah hancur atau lapuk dan bukan merupakan merupakan cairan ataupun gas. Sampah an organik dapat dibedakan menjadi dua bagian.
a. Sampah lapuk yang dapat didaur ulang kembali dalam keadaan bersih dan tidak rusak sehingga memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Contohnya: besi, logam, kaleng, plastik, dan karet.
b. Bukan sampah lapuk, tetapi barang yang memang rusak dan tidak dapat diperjualbelikan sehingga tidak memiliki nilai ekonominya.
3. Sampah Berbahaya
Sampah berbahaya merupakan bahan buangan yang mengandung bahan yang beracun, baik secara langsung dan tidak langsung dapat mencemari dan membhayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia, serta makhluk yang lainnya.
Secara umum, pengelompokan sampah menurut istilah teknis ada enam kelompok.
a. Sampah organik mudah busuk (garbage), yaitu limbah padat semi basah, berupa bahan bahan organik yang mudah membusuk atau terurai oleh mikro organisme.
b. Sampah organik dan an organik tidak membusuk (rubbish), yaitu limbah padat organik dan an organik cukup kering yang sulit terurai oleh mikro organisme, sehingga sulit membusuk.
c. Sampah abu (ashes), yaitu limbah padat yang berupa abu, biasanya dari hasil pembakaran.
d. Sampah bangkai binatang (dead animal), yaitu semua limbah yang berupa bangkai binatang.
e. Sampah sapuan (street sweeping, yaitu limbah padat hasil dari sapuan jalanan yang terdiri dari berbagai macam sampah yang tersebar dijalanan.
f. Sampah Industri (industrial waste), yaitu limbah padat yang berasal dari buangan industri. Komposisi sampah ini tergantung dari jenis industrinya.
- Dampak Sampah
1. Menurunkan estetika lingkungan.
2. Pencemaran udara oleh gas gas yang ditimbulkan oleh sampah seperti gas metana dan cabon dioksida dari pembakaran sehingga dapat menyebabkan sesak nafas.
3. Pencemaran tanah dari bahan berbahaya, beracun, dan bahan organik yang tercampur dalam sampah akan sulit untuk diuraikan oleh mikro organisme.
4. Pencemaran air dari bahan berbahaya dan beracun yang merembes masuk ke dalam air tanah dan air permukaan disekitarnya.
5. Kerumitan sistem pengelolaan sampah.
6. Membebani masyarakat dengan adanya iuran pengelolaan sampah.
7. Terganggunya kesehatan dan kenyamanan masyarakat.
8. Sampah bersifat tidak fleksibel sehingga apabila telah menumpuk disuatu tempat, maka akan tetap menumpuk sampai ada penanganan.
- Pengelolahan Sampah
1. Penimbunan
Penimbunan sampah ada dua cara, yaitu metode penimbunan terbuka (open dumping) dan metode sanitary landfill.
a. Metode penimbunan terbuka (open dumping)
Pada metode ini, sampah dikumpulkan dan ditimbun dalam lubang pada suatu lahan, biasanya dilokassi tempat pembuangan akhir (TPA). Penimbunan terbuka dapat menimbulkan dampak negatif karena gas hasil pembusukan sampah dapat menyebar ke lingkungan, cairan sampah yang merembes akan mencemari tanah serta air, selain itu hama dan penyakit dapat berkembang dengan baik dilahan penimbunan terbuka.
b. Metode sanitary landfill
Pada metode ini, sampah ditimbun dalam lubang yang dialasi lapisan tanah liat dan lembaran plastik untuk mencegah perembesan limbah ke tanah. Sampah yang ditimbun dipadatkan, kemudian ditutupi dengan lapisan tanah yang tipis setiap hari. Hal ini mencegah tersebarnya gas metana. Pada sanitary landfill yang lebih modern, dibuat sistem lapisan ganda (plastik-tanah liat-plastik-tanah liat) dan pipa pipa saluran untuk mengumpulkan cairan serta gas metana yang terbentuk dari prores pembusukan sampah. Kelemahan penanganan sampah dengan penimbunan ini adalah menghabiskan lahan.
2. Insinerasi
Insinerasi merupakan penanganan sampah dengan car membakar sampah pada temperatur di atas 800 derajat Celcius menggunakan alat insinerator. Insinerasi juga merupakan terknologi mengkonversi materi padat menjadi materi gas, serta materi padat yang sulit dibakar, yaitu abu dan debu. Limbah padat yang sesuai untuk insinerasi hanya beberapa saja, diantaranya adalah kestas, plastik, dan karet. Sedangkan limbah padat seperti kaca, sampah makanan, dan baterai kurang baik/kurang sesuai untuk proses insinerasi. Kelebihan penanganan sampah dengan insinerasi adalah volume sampah menjadi jauh lebih sedikit atau kecil, dan menghasilkan enerhi panas yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.
3. Produk Bersih dan Prinsip 4R
Produk bersih adalah salah satu pendekatan untuk merancang ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara cara pengurangan limbah, mengurangi polusi, dengan menciptakan produk produk dari limbah yang aman dalam kerangka siklus ekologis.
Prinsip 4R yang diterapkan sebagai berikut:
a. Reduce (mengurangi/menghemat), yaitu melakukan minimalisai barang atau material yang akan dipergunakan
contoh: menggunakan air seperlunya, menggunakan sepeda motor seperlunya, untuk menghemat BBM
b. Reuse (memakai kembali), yaitu melakukan pemilihan barang yang bisa dipakai kembali, menghindari pemakaian barang yang hanya dapat digunakan kembali.
contoh: menggunakan tas belanja dari karung goni, menggunakan botol minuman bekal sebagai botol minum
c. Replace (mengganti), mengganti barang barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama dan lebih ramah lingkungan.
contoh: mengganti penggunaan kantong plastik dengan tas belanja.
d. Recycle (mendaur ulang), yaitu mendaur ulang barang yang sudah tidak berguna menjadi produk baru.
contoh: limbah padat yang dapat didaur ulang adalah kertas, kaca, logam, plastik, dan karet.
4. Pembuatan Kompos
Penanganan limbah yang lain, yaitu dengan cara memanfaatkannya misalnya mengubah sampah menjadi kompos. Kompos merupakan pupuk yang dibuat dari sampah organik, seperti sayuran, daun daunan, jerami, dan kotoran hewan. Kompos dapat memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan dapat membantu penyerapan zat makanan yang diperlukan tumbuhan.
Proses pengomposan tergantung pada:
a. karakteristik bahan yang dikomposkan
b. aktivator pengomposan yang dipergunakan, dan
c. metode pengomposan yang dilakukan.
5. Pengelolahan Sampah secara Umum
Ada beberapa teknik pemrosesan dan pengelolahan sampai, meliputi:
a. pemilahan sampah,
b. pemadatan sampah,
c. pemotongan sampah,
d. pengomposan sampah,
e. pemrosesan sampah sebagai sumber biogas,
f. pembakaran dalam insinerator dengan pemanfaatan energi panas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar